Beaadalah pungutan yang dikenakan atas suatu kejadian atau perbuatan yang berupa lalu lintas barang dan perbuatan lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Contoh: bea masuk, bea keluar dan bea balik nama. PENGARUH PAJAK TERHADAP PEREKONOMIAN A. Pengaruh Pajak Terhadap Produksi, yang terbagi atas: 1. Pengenaan pajak terhadap
Karbon yang dihasilkan dari kegiatan industri Foto oleh Chris LeBoutillier dari PexelsKegiatan industri memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Di abad ke 21 ini, makin banyak perusahaan manufaktur dengan tingkat produksi yang tinggi yang akan mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan. Konsekuensi atas dampak negatif tersebut adalah fenomena perubahan iklim global yang disebabkan oleh produksi eksternalitas industri dalam bentuk gas rumah kaca. Kontribusi gas rumah kaca terbesar saat ini adalah antropogenik karbondioksida CO² diikuti oleh metana CH⁴, dinitrogen oksida N²O, ozon O³ dan klorofluorokarbon CFC Solomon, 2007.Telah diketahui selama beberapa dekade bahwa perubahan iklim global disebabkan oleh produksi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil dan produksi CO² misalnya, kemudian diperburuk karena rusaknya hutan hujan di seluruh dunia sebagai penyerap karbon dioksida. Selain itu, kegiatan manusia biasanya menghasilkan banyak jejak karbon seperti CH⁴, N²O, O³, dan CFC, yang semuanya memiliki dampak pada perubahan iklim global. Gas rumah kaca ini berasal dari berbagai proses antropogenik seperti pertanian, pembakaran bahan bakar fosil, pembakaran hutan, penggalian bahan bakar fosil, dan perancangan produk yang menggunakan bahan kimia seperti CFC. Pada setiap contoh yang telah diberikan, dapat disimpulkan bahwa eksternalitas adalah produk sampingan dari pola konsumsi manusia. Poin utamanya, manusia saat ini menghadapi masalah mendesak mengenai konsekuensi ekstrim dari perubahan iklim global, yang secara langsung terkait dengan eksploitasi sumber daya alam yang tak ada hentinya. Kemudian hal ini diperparah dengan polusi terkait gas rumah kaca yang semuanya disebabkan oleh kegiatan negatif kegiatan industri dapat berupa polusi udara dan air. Kegiatan industri sebagai proses yang menyebabkan pencemaran lingkungan, harus menanggung akibat dari eksternalitas negatif yang mereka berikan. Hal ini ditegakkan oleh tindakan regulasi berupa internalisasi eksternalitas negatif ini ke dalam biaya produk yang menghasilkan polusi. Artinya, pelaku usaha industri sebagai pihak yang harus menanggung dampak yang ditimbulkan, dapat berupa biaya pengelolaan limbah atau pajak atas polusi yang ditimbulkan. Contohnya dalam kasus emisi bahan bakar kendaraan, menghilangkan penggunaan bensin dan solar merupakan solusi yang paling efektif untuk menghilangkan polusi dari penggunaan bahan bakar ini. Akan tetapi, bahan bakar kendaraan bermotor dibutuhkan oleh semua orang. Untuk itu, cara mengurangi eksternalitas negatif yang ada adalah dengan meningkatkan biaya bahan bakar dengan mengenakan pajak terhadap eksternalitas negatif yang ditimbulkan. Industri bahan bakar fosil sangat menguntungkan. Namun, industri ini tidak bertanggung jawab secara atas penggunaan akhir produk mereka saat pelepasan limbah produk ke lingkungan selama produksi dan distribusi. Pencemaran dari industri bahan bakar fosil meliputi produk sampingan kimia yang dilepaskan selama ekstraksi, pencemaran kimiawi di titik ekstraksi, pencemaran akibat tumpahan selama pengangkutan, dan pembuangan gas selama kegiatan pemurnian. Contoh lainnya, industri pertanian seperti perkebunan kelapa sawit atau tebu seringkali didirikan di tempat hutan hujan tropis pernah berdiri dengan cara dibakar. Dalam kasus kegiatan pertanian tersebut, pelepasan gas rumah kaca terjadi ketika hutan hujan ditebang habis atau dibakar, dan ditambah lagi oleh konsentrasi CO² di atmosfer global meningkat karena hilangnya hutan untuk menyerap membuat daftar contoh eksternalitas lainnya, penting untuk membahas apa itu eksternalitas. Dalam ilmu ekonomi, eksternalitas adalah efek samping atau konsekuensi dari aktivitas industri atau komersial yang mempengaruhi pihak lain. Kondisi eksternalitas negatif sendiri merujuk pada kondisi dimana biaya sosial melebihi biaya produksi suatu barang. Hyman 1999 menjelaskan bahwa eksternalitas terjadi apabila biaya atau manfaat tidak direfleksikan dalam harga, dan karena itu mereka menempatkan beban eksternalitas tersebut pada masyarakat dalam bentuk biaya eksternal. Contoh nyata dari biaya eksternal ini adalah proses manufaktur yang menciptakan polusi udara atau air yang mengakibatkan beban biaya pembersihan pada masyarakat serta biaya dampak kesehatan bagi mereka yang secara langsung atau tidak langsung terkena dampak polusi ini. Selain eksternalitas negatif, ada juga eksternalitas positif. Contoh eksternalitas positif dapat diilustrasikan dengan seorang tetangga yang menanam beberapa pohon indah di sekitar rumah mereka, yang membantu masyarakat sekitar dengan meningkatkan nilai rumah orang lain. Eksternalitas seperti ini juga menguntungkan lingkungan karena nilai estetika pepohonan satu orang pertama yang memperkenalkan konsep eksternalitas dan juga mengusulkan pajak atas eksternalitas adalah Arthur Pigou, seorang ekonom Inggris abad ke-20 yang terkenal dari Universitas Cambridge. Pigou berharap tidak hanya mengurangi kecenderungan manusia untuk menghasilkan eksternalitas tetapi juga menciptakan lapangan kerja yang setara untuk semua bisnis dengan memastikan bahwa beberapa bisnis membayar harga kompensasi yang lebih besar supaya tidak membebankan biaya eksternal mereka kepada orang lain. Pigou juga mengusulkan subsidi Pigouvian untuk eksternalitas positif yang dihasilkan, seperti manfaat tidak langsung dan tidak terhitung untuk kesehatan atau pendidikan yang terjadi dalam beberapa transaksi Mankiw, 2015.Ronald Coase, seorang ekonom dari Universitas Chicago dan penerima Hadiah Nobel di bidang Ekonomi pada tahun 1991, adalah kontributor penting lainnya pada subjek eksternalitas. Coase mengusulkan bahwa biaya sosial dan lingkungan yang tidak ditanggung oleh perusahaan yang bertanggung jawab untuk menghasilkan eksternalitas ini adalah contoh kegagalan pasar Beeks & Lambert, 2018. Argumen Coase, berbeda dengan Pigou, yang menyatakan bahwa baik pengusaha sebagai pencemar maupun masyarakat sebagai penderita pencemaran tidak sepenuhnya bertanggung jawab atas biaya pencemaran, dan oleh karena itu biayanya harus dibagi. Coase mengambil posisi bahwa eksternalitas pada dasarnya merupakan masalah ekuitas, dan konsekuensi eksternalitas harus didistribusikan secara adil di antara pihak-pihak yang terkena dampak tergantung pada siapa yang menanggung tanggung jawab. Coase memperjuangkan transaksi yang adil antara mereka yang bertanggung jawab dan mereka yang terkena dampak biaya eksternal, dengan sedikit atau tanpa keterlibatan pemerintah. Bagaimanapun, pengaturan yang adil seperti ini lebih masuk akal untuk transaksi antar pihak yang sederhana dan kurang masuk akal dengan masalah sosial dan bahkan global seperti polusi CO². Seseorang dapat meminta tetangga untuk mengecilkan volume musik mereka dan berharap mereka mendengarkan dan mematuhinya. Sebaliknya, pendekatan yang sama menjadi kurang praktis terkait dengan perubahan iklim antropogenik. Ironisnya, Teori Coase yang diadopsi sebagai dasar mekanisme perdagangan gas rumah kaca global seperti yang diusulkan oleh Protokol Kyoto pada tahun 1997 Zerio dan Conejero, 2009. Sejauh ini, praktik ini belum terbukti berhasil dalam pengurangan emisi gas rumah kaca, dan telah dikemukakan argumen bahwa metode lain lebih menjanjikan daripada mekanisme perdagangan. Hal ini termasuk regulasi langsung berupa pajak dan subsidi seperti yang pertama kali diusulkan oleh Arthur Pigou sebagai cara untuk secara langsung menghambat produksi eksternalitas. Pajak-pajak tersebut biasanya disebut sebagai pajak hijau, pajak karbon atau biaya hijau, kemudian subsidi biasanya disebut sebagai subsidi pajak untuk eksternalitas telah disepakati secara luas, seperti Indonesia yang baru-baru ini mengadopsi pajak karbon. Meskipun demikian, undang-undang ini dinilai tidak cukup untuk mengurangi polusi, dan undang-undang saja belum terbukti cukup untuk melindungi masyarakat dari dampak eksternalitas ini. Salah satu argumen yang menentang pajak eksternalitas negatif sering menunjuk pada kesulitan dalam menghitung secara akurat berapa polusi yang dikeluarkan sebuah industri, dan permasalahan tersebut merupakan tantangan untuk menentukan besaran pajak yang dikenakan. Argumen ini, bagaimanapun, menciptakan gagasan yang salah bahwa eksternalitas negatif dapat dipertanggungjawabkan secara akurat, padahal sebenarnya hal ini iklim, perusakan sistem ekologi, dan musnahnya spesies telah mencapai titik kritis yang sekarang membutuhkan tindakan nyata, tanggapan yang layak. Sederhananya, masyarakat tidak punya waktu untuk menghitung dampak eksternalitas dengan sangat akurat, bahkan jika itu memungkinkan. Meskipun demikian, pengenaan pajak atas eksternalitas negatif kegiatan industri dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi polusi. Akan tetapi, diperlukan regulasi-regulasi lain yang dapat mengontrol kegiatan industri agar tidak memberikan dampak negatif yang besar bagi masyarakat J. C., & Lambert, T. 2018. Addressing Externalities An Externality Factor Tax-Subsidy Proposal. European Journal of Sustainable Development Research, 22. R. 1999. Editorial. European Journal of Industrial Relations, 52, 115–115. N. G. 2015. Externalities, chapter 10 in Principles of economics, 7th ed.. Stamford, CT Cengage LearningSolomon, S. 2007. Climate change 2007-the physical science basis Working group I contribution to the fourth assessment report of the IPCC. Cambridge, MA Cambridge University P. and Husgafvel-Pursiainen, K. 2005. Air pollution and cancer biomarker studies in human populations. Carcinogenesis, 2611, 1846-1855. J. and Conejero, M. A. 2009. Global sustainability The case for collaboration. Case study TB0019. Thunderbird school of global management.
Jikadiketahui pajak penjualan atau subsidi, maka yang berubah adalah fungsi penawarannya sedang fungsi permintaannya tetap. Perubahan fungsi penawaran dapat terjadi keadaan sebagai berikut: Lanjutan Kedua macam barang dikenakan pajak per unit (t 1 dan t 2) Jika persamaan adalah fungsi dalam bentuk kuantitas P=f(x,y) t 1 Pt 1 =f(x,y)+ t 1 Mahasiswa/Alumni Universitas Pamulang19 Januari 2022 0605Hallo Akane, kakak bantu jawab ya Jawaban yang tepat adalah A. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pada soal diatas, dampak langsung pengenaan pajak atas suatu barang ialah kenaikan harga barang yang bersangkutan. Dengan adanya penambahan pajak yang dikenakan atas suatu barang, maka harga barang tersebut akan naik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jawaban yang tepat adalah pilihan A. kenaikan harga barang yang bersangkutan. Semoga bisa dipahami ya.
  1. Խ еσօψеմοձιδ
  2. Тоյօνըщօւ б

DampakLangsung pengenaan pajak atas suatu barang adalah? kenaikan harga barang yang bersangkutan meningkatnya laju inflasi berkurangnya produksi atau pasokan (supply) barang tersebut berkurangnya penjualan (permintaan terhadap) barang tersebu meningkatnya penerimaan atau pendapatan pemerintah Jawaban: A. kenaikan harga barang yang bersangkutan

Pajak tidak langsung merupakan pajak yang pemungutannya dibebankan kepada pihak lain. Berikut ini 4 contoh pajak tidak langsung yang perlu Anda ketahui Pengertian Pajak Tidak Langsung Pajak Tidak Langsung merupakan pajak yang pemungutannya dibebankan kepada pihak lain. Konsekuensinya, orang yang bertanggung jawab atas administrasi pajak dan pembayar pajak adalah orang yang berbeda. Pajak tidak langsung juga dapat didefinisikan sebagai perpajakan pada individu atau entitas yang pada akhirnya dibayarkan oleh orang lain. Badan yang mengumpulkan pajak kemudian akan mengirimkannya/melaporkannya ke pemerintah. Jenis pemungutan yang berlaku dalam pajak tidak langsung bersifat tidak menentu. Artinya, pemberlakuan pajak tidak dilakukan secara berkala layaknya pajak langsung, melainkan tergantung dari peristiwa yang membuat kewajiban untuk membayar pajak muncul. Agar dapat memahami lebih baik lagi, kita bisa mengambil PPN sebagai contoh pajak tidak langsung. Kewajiban membayar PPN baru muncul jika terjadi transaksi jual-beli. Jika tidak terjadi transaksi, maka kewajiban perpajakannya tidak muncul Masih bingung dengan penjelasan di atas? Untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh lagi, Anda harus mengetahui unsur-unsur dalam pajak tidak langsung. Unsur-Unsur Pajak Tidak Langsung Terdapat tiga unsur yang dapat kita gunakan untuk mengenali pajak tidak langsung Penanggungjawab pajak adalah orang yang secara formal yuridis diharuskan melunasi pajak, bila padanya terdapat faktor atau kejadian yang menimbulkan sebab untuk dikenakan pajak. Penanggung pajak adalah orang yang pada faktanya dalam arti ekonomis memikul beban pajak. Pemikul beban pajak adalah orang yang menurut maksud dari pembuat undang-undang harus memikul beban pajak destinaris. Nah, apabila unsur-unsur tersebut terdapat pada lebih dari satu orang terpisah, maka pajaknya disebut pajak tidak langsung. Contoh Pajak Tidak Langsung Contoh umum pajak tidak langsung adalah bea masuk, bahan bakar, minuman keras, dan pajak rokok. Beberapa pajak tidak langsung juga dapat disebut sebagai pajak konsumsi seperti Pajak Pertambahan Nilai PPN. Sebaliknya, Pajak Penghasilan PPh adalah contoh paling jelas dari pajak langsung karena orang yang mendapatkan penghasilanlah yang membayarkan pajaknya. Berikut ini 4 contoh pajak tidak langsung yang perlu Anda ketahui PPN Pajak Pertambahan Nilai PPN adalah pungutan yang dibebankan atas transaksi jual-beli barang dan jasa yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi atau badan yang telah menjadi Pengusaha Kena Pajak PKP. Jadi, pihak yang berkewajiban membayar PPN adalah konsumen akhir. Namun, yang berkewajiban untuk memungut, menyetor dan melaporkan adalah pedagang/penjual. Tarif PPN sendiri diatur dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Berikut daftar tarif PPN Tarif PPN 0% berlaku untuk ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan ekspor Jasa Kena Pajak. Tarif PPN 10% berlaku untuk semua produk yang beredar di dalam negeri, termasuk di daerah Zona Ekonomi Ekslusif ZEE dan landasan kontinen yang di dalamnya berlaku undang-undang yang mengatur tentang kepabeaan. Tarif PPN atas barang mewah ditetapkan paling rendah 10% dan paling tinggi 200%. Khusus untuk barang dan jasa yang terkena tarif 10%, besaran tarif tersebut masih dapat diubah menjadi paling rendah 5% hingga paling tinggi 20% disesuaikan dengan peraturan pemerintah yang berlaku. PPnBM Pajak Penjualan Atas Barang Mewah PPnBM adalah pajak yang dikenakan kepada wajib pajak atas penjualan suatu barang mewah. Barang yang termasuk dalam barang mewah tergolong dalam kategori berikut ini Barang tersebut tidak termasuk bahan kebutuhan pokok. Barang tersebut hanya dikonsumsi oleh golongan masyarakat tertentu. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status kekayaan semata. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat dengan pendapatan tinggi. Berdasarkan pasal 8 Undang-Undang No. 42 tahun 2009, tarif yang dikenakan untuk PPnBM paling rendah sebesar 10% dan paling tinggi 200%. Namun, apabila pengusaha melakukan ekspor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah, maka akan dikenai pajak dengan tarif sebesar 0%. Bea Masuk Bea Masuk adalah pungutan negara berdasarkan pada undang-undang yang dikenakan untuk barang-barang yang memasuki daerah pabean. Jenis dan kondisi barang impor akan sangat memengaruhi pengenaan bea masuknya. Nilai pabean atas barang impor dapat dihitung dari harga barang Cost, unsur asuransi Insurance, dan biaya angkut Freight yang dikonversi dalam satuan kurs rupiah dengan nilai tukar yang berlaku pada hari dihitungnya bea masuk tersebut. Cukai Cukai merupakan pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang memiliki sifat serta karakteristik tertentu, seperti Konsumsinya perlu dikendalikan. Peredasarannya perlu diawasi. Pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup. Pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan negara. Pajak cukai dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Departemen Keuangan Republik Indonesia. Berikut ini contoh barang yang dikenakan cukai Etil alkohol atau etanol, dengan tidak mengindahkan bahan yang digunakan dan proses pembuatannya. Minuman yang mengandung etil alkohol dalam kadar berapa pun dengan tidak mengindahkan bahan yang digunakan dan proses pembuatannya, termasuk konsentrat yang mengandung etil alkohol. Hasil tembakau seperti, sigaret, cerutu, rokok daun, tembakau iris, dan hasil pengolahan tembakau lainnya, dengan tidak mengindahkan bahan yang digunakan atau bahan pengganti atau bahan pembantu dalam pembuatannya.

PENGARUHPAJAK TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum. Mahasiswa/Alumni Universitas Indonesia30 Januari 2022 1608Halo, Akane. Terimakasih sudah bertanya di Roboguru. Kakak bantu jawab ya. Jawaban A Pembahasan Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pada soal diatas, dampak langsung pengenaan pajak atas suatu barang ialah kenaikan harga barang yang bersangkutan. Dengan adanya penambahan pajak yang dikenakan atas suatu barang, maka harga barang tersebut akan naik. Oleh karena itu, jawaban yang tepat adalah opsi A. kenaikan harga barang yang bersangkutan. Semoga membantu ya. Jangan lupa untuk selalu aktif menggunakan Roboguru untuk membantu belajarmu yaa. Semangat! DampakLangsung pengenaan pajak atas suatu barang adalah? Kenaikan harga barang yang bersangkutan; Meningkatnya laju inflasi; Berkurangnya produksi atau pasokan (supply) barang tersebut; Berkurangnya penjualan (permintaan terhadap) barang tersebu; Meningkatnya penerimaan atau pendapatan pemerintah; Jawaban: A. Kenaikan harga barang yang bersangkutan LMMahasiswa/Alumni Universitas Sriwijaya01 Juni 2022 1234Jawabannya A. Pembahasan Pajak adalah iuran wajib rakyat kepada kas negara berdasarkan UU dengan kontraprestasi balas jasa tidak langsung untuk membiyai pengeluaran-pengeluaran negara demi tercapainya kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu jawaban untuk soal tersebut adalah A. Kenaikan harga barang yang bersangkutan. Semoga membantuYuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!Yah, akses pembahasan gratismu habisDapatkan akses pembahasan sepuasnya tanpa batas dan bebas iklan!
Untukmemahami pengaruh antara pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) terhadap permintaan konsumen atas barang elektonika. b. Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan sebagai media informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya dalam mengembangkan dan mendalami kembali masalah ini .
RDKENAIKAN HARGA BARANGYuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!SSMahasiswa/Alumni Universitas Pendidikan Indonesia04 Januari 2022 0719Hai Tian S! Kakak bantu jawab ya Jawaban Harga barang meningkat naik Penjelasan Dengan adanya penambahan pajak yang dikenakan atas suatu barang, maka harga barang tersebut akan naik Semoga membantu, jangan ragu untuk bertanya lagi di Ruangguru Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!Yah, akses pembahasan gratismu habisDapatkan akses pembahasan sepuasnya tanpa batas dan bebas iklan!

Apakahkamu lagi mencari jawaban dari pertanyaan Dampak Langsung pengenaan pajak atas suatu barang adalah? Berikut pilihan jawabannya: kenaikan harga barang yang bersangkutan; meningkatnya laju inflasi; berkurangnya produksi atau pasokan (supply) barang tersebut; berkurangnya penjualan (permintaan terhadap) barang tersebu

Apakah kamu lagi mencari jawaban dari pertanyaan Dampak Langsung pengenaan pajak atas suatu barang adalah? Berikut pilihan jawabannya kenaikan harga barang yang bersangkutan meningkatnya laju inflasi berkurangnya produksi atau pasokan supply barang tersebut berkurangnya penjualan permintaan terhadap barang tersebu Kunci Jawabannya adalah A. kenaikan harga barang yang bersangkutan. Dilansir dari Ensiklopedia, Dampak Langsung pengenaan pajak atas suatu barang adalahdampak langsung pengenaan pajak atas suatu barang adalah kenaikan harga barang yang bersangkutan. Penjelasan Kenapa jawabanya A. kenaikan harga barang yang bersangkutan? Hal tersebut sudah tertulis secara jelas pada buku pelajaran, dan juga bisa kamu temukan di internet Kenapa jawabanya bukan B. meningkatnya laju inflasi? Nah ini nih masalahnya, setelah saya tadi mencari informasi, ternyata jawaban ini lebih tepat untuk pertanyaan yang lain. Kenapa nggak C. berkurangnya produksi atau pasokan supply barang tersebut? Kalau kamu mau mendaptkan nilai nol bisa milih jawabannya ini, hehehe. Terus jawaban yang D. berkurangnya penjualan permintaan terhadap barang tersebu kenapa salah? Karena menurut saya pribadi jawaban ini sudah keluar dari topik yang ditanyakan. Kesimpulan Jadi disini sudah bisa kamu simpulkan ya, jawaban yang benar adalah A. kenaikan harga barang yang bersangkutan. Post Views 23 Read Next March 6, 2022 Pilihlah 1 yang tidak termasuk dalam sel mekanoreseptor adalah? March 6, 2022 Senjata tradisional Rencong berasal dari provinsi? March 6, 2022 Berikut ini buku karya Rifaah Badawi rafi’ at-Tahtawi, kecuali?

Ic8Afb.
  • apj63s9gik.pages.dev/33
  • apj63s9gik.pages.dev/232
  • apj63s9gik.pages.dev/193
  • apj63s9gik.pages.dev/84
  • apj63s9gik.pages.dev/207
  • apj63s9gik.pages.dev/143
  • apj63s9gik.pages.dev/351
  • apj63s9gik.pages.dev/48
  • apj63s9gik.pages.dev/148
  • dampak langsung pengenaan pajak atas suatu barang adalah